MISI DAN VISI SEBAGAI ARAH
IDEAL ORGANISASI
Oleh : Yitno Puguh Martomo
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya organisasi membutuhkan misi yang jelas agar tujuan dan kepentingan organisasi dapat tercapai. Agar misi organisasi dapat berhasil maka sebaiknya kita harus mengenali organisasi dan berupaya mencapai bentuk misi organisasi yang paling sesuai.
Organisasi seperti halnya manusia dapat diidentifikasi dari para pelakunya. Efektifitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia. Manusia merupakan sumber daya yang umum bagi semua organisasi. Restoran, mall, perkantoran memperkerjakan dan berinteraksi dengan manusia. Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki keunikan persepsi, kepribadian serta pengalaman hidup. Manusia berbeda latar belakang pendidikan, kemampuan belajar dan dalam menangani stres serta sikap, kepercayaan dan tingkat aspirasi.
Hubungan antar individu dan kelompok dalam suatu organisasi menciptakan ekspektasi (harapan) bagi perilaku individu. Harapan itu diwujudkan dalam peran-peran tertentu yang harus dihasilkan. Orang terus memainkan peran pemimpin, sementara yang lainnya sebagai yang dipimpin. Organisasi mempunyai sistem kewenangan, status, dan kekuasaan dan manusia dalam organisasi mempunyai beragam kebutuhan dari masing-masing sistem kelompok di dalam organisasi juga mempunyai pengaruh yang kuat atas peran individu dan kinerja organisasi.
B. Perumusan Masalah
Seperti apakah Misi dan Visi ideal yang seharusnya, sehingga dapat memberikan arah yang jelas bagi semua elemen organisasi dalam memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan organisasi yang telah disepakati bersama.
C. Pembahasan Masalah
1. Misi Organisasi
Manajer atau pimpinan masa depan yang berhasil akan menggunakan sepenuhnya kebijakan kolektif dari orang-orang yang termasuk dalam batas kewenangannya dan akan mau belajar memperoleh kesenangan, bukannya dari pengambilan keputusan, tetapi dari keyakinan bahwa kemungkinan keputusan yang terbaik telah diambil.
Pendirian suatu organisasi, baik itu organisasi bisnis ataupun non bisnis tentu mempunyai suatu misi, dan biasanya tertuang dalam bentuk tujuan yang hendak dicapainya. Dalam usahanya mencapai tujuan yang telah disepakati inilah organisasi dituntut untuk mampu membuat suatu perencanaan yang matang.
Misi orgnanisasi yang didefinisikan oleh Fandi Tjiptono (2000:54) adalah sebagai berikut :
“Misi adalah sebuah pernyataan tujuan abadi yang memberikan visi jelas terhadap kegiatan-kegiatan bisnis saat ini dan masa mendatang suatu organisasi, dalam produk, batasan-batasan jasa dan pasar, nilai-nilai dan keyakinannya, dan aspek deferensiensinya daripada pesaing-pesaing”.
Sedangkan menurut pendapat John M Brison (2003:122) misi adalah sebagai berikut :
“Pernyataan misi merupakan suatu deklarasi tentang tujuan organisasi. Pernyataan itu biasanya tidak terlalu panjang, tidak lebih dari satu halaman dan terkadang tidak lebih dari sekadar slogan yang kuat”.
Dari beberapa pendapat di atas misi organisasi ini akan dapat membantu dan berperan dalam menentukan hubungan dalam setiap kinerja suatu organisasi serta dapat memberikan arah dan tujuan yang dapat membimbing perbuatan keputusan mandiri yang lebih baik pada semua jenjang organisasi.
Dalam mengembangkan pernyataan misi, kuncinya adalah maraih keseimbangan antara tidak terlalu sempit sehingga membatasi poeluang pertumbuhan dan tidak terlalu luas sehingga akan kehilangan fokus nilai keseimbangan ini didalam menyusun pernyataan misi untuk membimbing langkah-langkah strategi organisasi itu menjadi jelas apabila kegiatan-kegiatan itu tidak keluar dari misi organisasi tersebut. Pernyataan misi harus mengarrtikulasikan aspek mengungkapkan gagasan deferensial dan pada saat yang sama bertindak sebagai kerangka kerja untuk membantu mengevaluasi kegiatan-kegiatan saat ini dan masa yang akan datang. Pernyataan misi haruslah membedakan perusahaan/organisasi dari institusi lain yang beroperasi dalam sektor yang sama dan membantu mengembangkan individualitas dan keunikan organisasi. Sekarang banyak institusi/organisasi yang mencoba mengungkapkan misi mereka secara lebih rinci, terfokus pada sejumlah tema kunci yang menyertakan kharisma, kreatifitas, loyalitas serta posisi persaingan dan filosofi pelatihan organisasi mengkomunikasikan misi organisasi.
Segera setelah pernyataan misi yang memuaskan telah disusun, pertimbangan-pertimbangan perlu diberikan untuk mengkomunikasikan atau sosialisasi didalam dan dimana laiknya, diluar organisasi, dan untuk memutuskan sejauh mana misi yang baik terus di formulasikan pada level yang lebih rendah. Organisasi-organisasi melakukan pendekatan komunikasi pernyataan misi mereka dalam tata cara yang berbeda-beda.
Misi dapat dikomunikasikan dari manajemen senior turun ke penyedia jasa garis depan dengan proses yang mengalir cepat, dimana masing-masing level dibawahnya atau dengan serangkaian tindakan-tindakan lainnya (lokakarya, seminar, diskusi). Pendekatan apapun digunakan, proses yangn mengalir cepat terusdidukung dengan program komunikasi internal yang sesuai. Pendekatan ini akan dapat membantu penerimaan nilai-nilai inti dalam pernyataan misi, menciptakan dampak positif pada perilaku organisasional serta dapat memperbaiki komitmen dan yang terakhir tentu mereka (pegawai) dapat memusatkan perhatian pada tujuan kunci organisasi/institusi.
Apabila organisasi bersungguh-sungguh secara serius dengan misi dan nlai-nilai inti yang terkandung di dalamnya. Organisasi tersebut dapat menguji dengan riset/penelitian sejauh mana pegawau atau karyawan dengan pernyataan misi. Organisasi atau perusahaan dan mendukung nilai-nilai yang ditetapkan oleh misi. Dengan demikian, pernyataan misi yang dipergunakan butuh mengidentifikasi sejauh mana nilai-nilai inti diterima dan dianggap relevan dan cocok bagi organisasi.
2. Visi Organisasi
Tujuan bisa bersifat umum dan juga bersifat khusus. Tujuan yang umum misalnya dalam hal ikut berperan memperkuat sektor pertanian sebagai pendukung perindustrian (misal organisasi agrobisnis).
Sedangkan tujuan yang khusus (dalam hal ini juga organisasi atau perusahaan agrobisnis) yaitu bisa meningkatkan devisa negara, membuka kesempatan kerja serta ikut membangun daerah.
Penentuan tujuan itu sangatlah penting bagi suatu organisasi karena, dapat dipergunakan sebagai sarana membatasi fungsi badan usaha, jadi jelas kedudukannya dalam masyarakat atau dunia usaha. Serta dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk meniali kinerja.
Dari tujuan ini diletakkan garis-garis haluan bagi organisasi atau perusahaan yang berupa strategi, yang kemudian diterjemahkan dalam atau berupa kebijakan-kebijakan dan selanjutnya dituangkan dalam program-program dan takti organisasi secara lebih rinci, oleh karena itu tujuan itu sebenarnya bukanlah suatu strategi. Tujuan adalah dasar bagi diciptakannya strategi atau strategi baru.
Penentuan tujuan selain melihat pada lingkungan dan kekuatan serta kelemahan organisasi/perusahaan perlu juga dikaji mengenai nilai yang dianut oleh organisasi atau perusahaan, serta sejauh mana organisasi yang bersangkutan nilai yang dianut organisasi mencakup sikap organisasi terhadap apa yang tidak dikehendaki dan apa yang dikehendaki. Agresif atau pasif, inovatif atau initiatif, berani mengambil resiko atau diam saja/menghindari resiko. Mementingkan kualitas daripada kuantitas atau otokratif vs portisipatif.
John M Brison (2003:211) misi menguraikan tujuan organisasi, sedangkan visi dipakai untuk menggambarkan bagaimana organisasi harus terlihat ketika organisasi harus bekerja. Visi adalah pernyataan permanen untuk mengkomunikasikan sifat eksistensi serta organisasi berdasarkan tujuannya, menurut pendapat Sukanto (2000:11) sebagai ilustrasi untuk mempertegas serta memperjelas tentang visi, disajikan beberapa visi organisasi/ perusahaan:
CHEVRON : The Symbol of Partnership
VOLVO : Excellence
NOKIA : Connection people
PHILIPS : Lets make things better
STARMILD : Bikin Hidup Lebih Hidup
MM-UGM : Quality is our tradition
D. Kesimpulan
Uraian singkat seperti tersebut diatas menunjukkan bahwa pada dasarnya pernyataan antara misi organisasi dan visi organisasi adalah merupakan arah/gerak dari suatu organisasi.
Dalam pengimplementasian itu perlu didiringi dengan tindakan dan kerjasama dilakukan dengan saling memberikan informasi atau data, keterangan, bertukar pikiran, pendapat, pengalaman, penyampaian saran dan kriitik yang sehat, dalam rangka melaksanakan tugas pokok organisasi agar berlangsung efektif dan efisien.
Organisasi yang sehat (Good Organization) mempunyai struktur organisasi dengan unit-unit kerja yang mampu mewadahi semua tugas pokok organisasi, tanpa tumpang tindih dalam pembidangan dan pembagian kerjanya, organisasi yang sehat merupakan organisasi yang memiliki pengetahuan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat pada setiap pejabat yang sesuai jenjangnya, dengan birokrasi yang rendah, sehingga kerjasama formal dan informal dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Andrian Poyne, 2000, The Essence Of Servise Marketing – Pemasaran Jasa, Andi Offset, Yogjakarta.
Freddy Rangkuti, 1999, Analisa SWOT – Teknik Membedah Kasus Bisnis, Revitalisasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, Gramedia, Jakarta.
Hadari Nawawi, 2000, Manajemen Strategik, Organisasi Non-profit Bidang Pemerintahan (Dengan Ilustrasi Bidang Pendidikan, BPFE UGM, Yogjakarta.
John M. Bryson, 2003, Perencanan Strategis Bagi Organisasi Bisnis, Pustaka Pelajar, Yogjakarta.
Sukanto Reksodiprodjo, 1986, Manajemen Strategi – Edisi 4, BPFE UGM, Yogjakarta.
Windjono, 1987, Manajemen Era Baru, Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar