Rabu, 03 Agustus 2011

KOMUNIKASI ORGANISASI

KONTRIBUSI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

TERHADAP ORGANISASI

 (Oleh : Yitno Puguh Martomo)

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Sebuah organisasi cenderung merupakan kesatuan yang kompleks dan didalamnya sekolompok manusia melakukan aktivitas atau kegiatan berupa pengalokasian sumber daya dan dana yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, karena organisasi diselenggarakan berkaitan dengan adanya tujuan yang hendak dicapai. Organisasi tersebut di atas merupakan sistem yang terdiri dari berbagai kegiatan, dimana kegiatan yang satu dengan yang lain saling terkait dan ketergantunfan, sehingga merupakan kegiatan yang menyeluruh yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan aktifitas dalam upaya pencapaian tujuan organisasi dengan optimal diperlukan komunikasi dalam organisasi. Komunikasi tersebut sangat berperanan penting didalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu komunikasi dalam organisasi perlu dikembangkan. Karena dengan komunikasi yang di atur dan dilaksanakan dengan baik, maka pegawai akan dapat memperoleh informasi dengan jelas, demikian juga sebaliknya, pimpinan organisasi dapat mengetahui kebutuhan- kebutuhan para pegawainya. Dengan demikian, pimpinan dapat mengusahakan pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sukadi Darsowiryono (1990:39) sebagai berikut :
“Komunikasi administrasi atau komunikasi manajemen didalam organisasi perlu dikembangkan. Dengan dibukanya kesemptan untuk melakukan komunikasi, bawahan merasa mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan saran, pandangan, usul-usul, pendapat-pendapatnya demi kemajuan oragnisasinya. Mereka merasa betul-betul diperlukan pimpinan memberi kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan hal ikhwalnya, saran-saran dan pendapatnya, yang berarti membwa karyawan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian rasa puas dikalangan bawahan dapat ditumbuhkan, sehingga mereka akan bekerja dengan giat dan produktif”.

Dari pendapat tersebut diatas, dapat diketahui bahwa dengan komunikasi yang dilaksanakan dengan baik maka kepuasan kerja dan produktivitas dapat dioptimalkan sehingga tujuan akan tercapai dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang optimal pula.
B.   PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penulisan ini adalah bagaimanakah kontribusi komunikasi yang efektifi terhadap organisasi. 
C.  PEMBAHASAN MASALAH
Menurut Stephen P. Robins (2002:145) Tidak ada kelompok yang dapat bertahan tanpa komunikasi berupa pemindahan maksud antara anggota-anggotanya. Informasi dan ide-ide dapat disampaikan melalui penyampaian arti dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi bagaimanapun, adalah lebih dari sekedar menyampaikan arti. Komunikasi juga harus dapat dipahami. Dalam sebuah kelompok yang anggotanya hanya berbicara bahasa Jerman saja sementara anggota lainnya tidak mengerti bahasa Jerman, maka orang yang tidak berbahasa Jerman tidakakan dapat mengerti. Oleh karenanya, komunikasi harus menyertakan keduanya yaitu penyampaian dan pemahaman dari sebuah arti. Kondisi tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai komunikasi yang efektif,hal tersebut dapat direalisasikan dengan uraian di bawah ini.
Agar suatu komunikasi dapat berlangsung, Soekadi Ds., 1976:19)  menyatakan harus terdiri dari unsur yang sangat berpengaruh di bawah ini:
1.   Komunikator, yakni orang yang menyapaikan atau mengatakan atau menyiarkan pesan atau message.
2.   Pesan  (message), yaitu ide, Informasi , opini, dan sebagainya.
3.   Saluran (channel, media), iala alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan.
4.   Komunikan  (communicant, audience), yaitu orang yang menerima pesan.
5.   Efek (effect), yakni pengaruh kegiatan dari komunikasi yang dilakukan komunikator pada komunikan.
Unsur tersebut di atas akan berjalan dengan lancar, dalam arti informasi dapat sampaai secara cepat dan tepat diperlukan saluran atau media  yaitu :
1.   Media auditif, adalah alat atau media penyampaian pesan/informasi yang mengutamakan pendengaran.
2.   Media Visual, yakni komunikasi yang disalurkan melalui penglihatan, yang salah satu bentuknya berupa komunikasi tertulis.
3.   Media audio visual, yakni penyampaian informasi melalui saluran pendengaran, dan penglihatan, sehingga berbentuk komunikasi lisan dan tertulis atau gambar.
Sedangkan kalau kita berbicara mengenai arah komunikasi menurut Stephen P. Robins (2002:148) adalah sebagai berikut :
1.   Ke bawah, yaitu komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah seperti : petunjuk, pemberian keterangan umum, pemberian perintah, pemberian teguran, pemberian pujian dan sebagainya.
2.   Ke atas, yaitu komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih tinggi seperti : laporan, informasi, penyampaian masalah yang terjadi dan sebagainya.
3.   Lateral,  yaitu komuikasi yang terjadi diantara anggota dari kelompok kerja yang sama, komunikasi ini diperlukan sebagai sarana koordinasi.
Komunikasi yang efektif dapat kita wujudkan dengan melakukan beberapa identifikasi terhadap hambatannya, sehingga dapat kita hindarai dengan tindakan sebagai berikut :
1. Penyaringan (Filtering), mengacu pada manipulasi informasi secara sengaja oleh pengirim berita sehingga informasi tersebut akan tampak lebih menyenangkan bagi penerima informasi. Faktor penentu utama penyaringan adalah jumlah level dalam sebuah struktur organisasi. Semakin vertikal struktur dalam hierarki organisasi, maka semakin besar kemungkinan terjadinya penyaringan.
2. Persepsi Selektif, permasalahan muncul karena si penerima informasi dalam proses komunikasi melihat dan mendengar sesuatu dengan selektif berdasarkan pada kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik kepribadian lainnya. Penerima informasi juga dipengaruhi oleh kepentingan dan harapan-harapannya dalam proses komunikasi ketika ia menterjemahkan informasi.
3.  Emosi, perasaan penerima informasi pada saat menerima pesan komunikasi akan memepengaruhi cara dia menafsirkan. Pesan yang sama yang diterima tatkala anda sedang marah atau binging akan ditafsirkan berbeda ketika anda sedang senang. Emosi-emosi yang ekstrim seperti perasaan senang atau perasaan tertekan sangat berkecenderungan menghambat komunikasi yang efektif. Dalam kejadian-kejadian seperti iyu, kita cenderung untuk tidak mempedulikan rasio dan cara berpikir kita yang obyektif lalu menggantikannya dengan penilaian yang emosional.
5. Bahasa, di organisasi  yang  besar,  para anggotanya sering tersebar luas secara geografis bahkan beroperasi di negara yang berbeda-beda. Orang-orang disetiap tempat akan menggunakan istilah dan frase-frase yang hanya ditempat mereka. Keberadaan jenjang vertikal juga dapat menyebabkan kendala bahasa.
6.  Petunjuk  nonverbal,   komunikasi   nonverbal  merupakan    cara penting bagi orang untuk menyampaikan pesan. Namun komunikasi nonverbal hampir selalu diiringi dengan komunikasi lisan. Selama bersesuaian, keduanya akan saling menguatkan. Kata-kata pimpinan saya menunjukkan bahwa dia sedang marah, nada suara dan gerakan tubuhnya menunjukkan kemarahan, jadi saya dapat menyimpulkan secara tepat, bahwa dia sedang marah. Namun demikian, ketika petunjuk nonverbal tidak bersesuaian dengan pesan lisan, maka penerima informasi akan bingung dan pesan akan menjadi tidak jelas.
D.  KESIMPULAN
Komunikasi yang efektif terjadi ketika pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan sekaligus dimaknai sama atau hampir sama dengan maksud pengirim pesan sehingga respon yang dilakukan tepat sasaran.
Karena sebuah organisasi merupakan sistem yang komplek, maka untuk menjaga keselarasan diperlukan komunikasi yang baik, dengan kata lain apabila dalam organisasi sudah diterapkan sistem komunikasi yang baik maka organisasi dapat melakukan aktivitasnya dengan lebih baik pula.
B.   DAFTAR PUSTAKA
1.   Gibson, Ivancevich & Donnelly, 1996, ORGANISASI : Perilaku, Struktur dan Proses, Binarupa Aksara, Jakarta.
2.   Shaun Tyson & Tony Jackson, 2000, The Essence Of Organizational Behaviour : PERILAKU ORGANISASI, Andi, Yogyakarta.
3.   Stephen P. Robbins, 2001, PERILAKU ORGANISASI : Konsep, Kontroversi dan aplikasi, Prehallindo, Jakarta.
4.   Stephen P. Robbins, 2002, Prinsip-prinsio PERILAKU ORGANISASI, Erlangga,  Jakarta.





1 komentar:

  1. Iron Strike - Titanium Rails | Steel Strike | TinEye Arts
    Iron Strike - titanium flask Titanium titanium wedding ring Rails. $25.00. 바카라 사이트 casinopan 1. Shipping. Sold Out. titanium mug No Details. Item Title. Iron Strike - Titanium Rails | titanium security Steel Strike.

    BalasHapus